Desa Pekalongan, yang terletak di Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga, memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan tokoh legendaris bernama Mbah Sanropingi. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat dihormati dan dipercaya sebagai kepala desa pertama. Dalam usahanya membuka wilayah permukiman, Mbah Sanropingi selalu ditemani oleh kuda kesayangannya. Pada suatu waktu, ia menemukan sebuah gua di bawah aliran anak sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat. Di dalam gua tersebut, terdapat banyak kelelawar besar (kalong) dan seekor ular raksasa yang dianggap berbahaya. Dengan keberanian dan kesaktiannya, Mbah Sanropingi bertarung sengit dan berhasil mengalahkan ular besar tersebut, menjadikan wilayah itu aman untuk dihuni.

Peristiwa tersebut menjadi cikal bakal penamaan desa. Awalnya, wilayah tersebut disebut “Kalongan”, diambil dari banyaknya kalong di gua tersebut. Namun, karena pelafalan masyarakat sekitar, nama tersebut kemudian berubah menjadi “Pekalongan”. Karena desa itu sebelumnya belum memiliki nama, maka Mbah Sanropingi dianggap sebagai pemberi nama sekaligus pelindung spiritual desa. Hingga saat ini, makam Mbah Sanropingi yang berada di Dusun 1 masih dianggap keramat dan sering dikunjungi masyarakat untuk bertapa atau memohon berkah (indang). Cerita ini menjadi bagian penting dari identitas budaya dan sejarah Desa Pekalongan, yang terus dilestarikan secara turun-temurun.